Vereadora Marielle Franco e a Hipocrisia

O caos instaurado no Brasil após a morte da Vereadora é nítido. Não se fala em outra coisa no país; Mas afinal de contas quem está errado e quem está certo? Ambos os lados estão errados, aqueles que…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Damian

Beomgyu berjalan tergesa menuju ruangannya, setelah mendapati kabar bahwa Damian juga Taehyun sedang menuju kantor, entah mengapa rasanya Beomgyu sangat bahagia. Ia melupakan dengan cepat hasil rapat penting yang baru saja selesai, meninggalkan rekannya — Heeseung juga dengan terburu-buru. Di pikirannya sekarang hanya ada Damian tentu juga Taehyun, sekretaris yang sudah lama bekerja dengannya juga membantu mengurus Damian selama ini.

Suara pintu terbuka mendistraksi Damian dari ponselnya, ia melihat Beomgyu datang dengan merentangkan kedua tangannya lalu berlari kecil meneriakkan sebutan Dyddy untuk Beomgyu dengan lantang. Meloncat kecil karena ingin digendong oleh Beomgyu.

“Saya sudah atur jadwal untuk hari ini sesuai dengan perintah anda, Pak.”

Beomgyu tersenyum kecil, “Makasih Hyun,” Lalu lelaki manis beranak satu itu masuk ke dalam ruang peristirahatannya disusul Taehyun yang membawa tas isi bekal makan siang.

Karena Damian sudah makan terlebih dahulu di rumah, jadi anak itu hanya memperhatikan sang Dyddy makan dengan sebuah buku dongeng di tangannya. Ia melangkah pelan menuju Taehyun, lalu terdiam sejenak.

“Daddy — ” ucap Damian tiba-tiba hingga membuat Beomgyu tersedak makan siangnya.

“Sa — sayang..” Beomgyu terbata.

“Om Taehyun, Daddy nya Damian, ya?” Damian dengan pertanyaan polosnya membuat Beomgyu membeku.

“Kata Yolan, Om Taehyun itu Daddy Damian soalnya Om Taehyun udah ngerawat Damian dari kecil.”

Taehyun tampak tenang mendengar celotehan Damian, sedangkan Beomgyu sudah ketar-ketir tak tenang dalam duduknya.

“Damian mau Daddy?”

Anak tampan nan polos itu mengangguk antusias, tatapannya penuh harap. Jujur Taehyun tak kuasa menatapnya namum ia juga tak bisa mengambil keputusan sepihak. Walau dia dan Beomgyu sudah bekerja sama dalam waktu yang lama, ia juga tetap tidak punya hak untuk mengambil keputusan yang lebih privasi.

Suasana yang tercipta mendadak hening, Beomgyu belum berbicara karena masih terkejut atas permintaan anak semata wayangnya ini.

“Damian, dengerin Dyddy, ya…” omongan Beomgyu terputus saat mendengar suara ketukan pintu ruangannya.

Taehyun langsung berdiri dan membuka pintu, ternyata itu Heeseung yang datang dengan membawa banyak mainan juga camilan untuk Damian.

Hello baby boy.” Sapa Heeseung pada Damian. Anak kecil itu terlihat tak berminat dengan kedatangannya, malah berjalan mendekati Taehyun yang sedari tadi diam tetapi menahan suatu gejolak.

Ada perang dingin antara Taehyun juga Heeseung yang tak kasat, namun dari hawa yang mereka ciptakan begitu kentara hanya saja Beomgyu yang tak peka.

“Heeseung, ada apa?” Tanya Beomgyu mendekat, meninggalkan makan siangnya yang masih setengah, membuat Taehyun menyerit tak suka namun ia tak mampu melarang dan lebih memilih untuk menggendong Damian.

“Mau ketemu sama Damian.” Balas Heeseung sembari menatap Damian dengan melambaikan tangannya.

Anak kecil itu memalingkan wajahnya, seakan enggan untuk menatap. Beomgyu mendekati Damian agar anaknya mau memberi salam pada Heeseung, setidaknya untuk berterimaksih karena telah dibelikan banyak mainan.

Damian mulai rewel, ia tak ingin dan tak mau dipaksa. Beomgyu menyerah dan meminta maaf pada Heeseung karena Damian dalam mood yang sedang tidak ingin bertemu dengan orang. Anaknya bahkan memeluk Taehyun dengan sangat erat.

“Saya ajak Damian ke dalam,” pamit Taehyun yang paham sekali dengan tingkah Damian.

Beomgyu mengangguk menyetujui sebelum Damian semakin rewel dan menangis.

“Maaf Heeseung,” ucap Beomgyu penuh rasa bersalah setelah kepergian Taehyun membawa anaknya untuk masuk ke dalam ruang peristirahatannya.

“Gak apa-apa, Beomgyu. Mungkin lagi gak mood buat main sama gue aja.”

“Makasih ya buat mainan sama camilannya, padahal tadi gue udah bilang gak usah dibeliin.”

“Gue gak keberatan, beneran.”

“Sekali lagi makasih ya, lo udah makan siang?”

Heeseung menimang-nimang sebelum menjawab, tetapi kalah cepat dari Taehyun yang tiba-tiba datang dan menyela.

“Pak Beomgyu, Damian minta dibacakan dongeng.”

“Oh — ” Beomgyu nampak kebingungan, niat awalnya ingin mengajak Heeseung makan siang bersama sekaligus untuk berterimakasih namun sepertinya harus ia tunda karena Damian lebih membutuhkannya sekarang.

Dengan berat hati ia mengatakan pada Heeseung, dan lelaki itu paham, segera meninggalkan ruangan Beomgyu tanpa mendapatkan apapun yang sudah ia rencanakan diawal.

Taehyun melihat gelagat Heeseung yang kesal pun tersenyum tipis, tatapan matanya menandakan kemenangan mutlak yang tak terbantahkan.

“Gak akan ada kesempatan buat kamu untuk mendekati Beomgyu, bahkan Damian sendiri telah menentukan pilihannya.” Ucap Taehyun pada Heeseung saat mengantar lelaki itu keluar ruangan lalu menutup pintunya dengan rapat.

Add a comment

Related posts:

Moscow entered top 10 cities with the best startup ecosystems

According to StartupBlink rating, Moscow entered top 10 world cities with the best startup ecosystems, moving up four ranks compared to 2017. San Francisco was ranked first, followed by New York and…

David Dobrik Dream Influencer

David Dobrik is a Youtube star, TikTok and an enormous influence. According to Socialblade.com he has 13 million followers on instagram with a rate of 17% engagement. The average good engagement rate…

A Group of Beloved People

Not many things in this world would make me happy and smile. But I know for sure that five years ago I am deeply happy. So grateful for the attendance of people I never met before. But I know they…