PKL Jurusan Sistem Informasi sekitar Malang

Kami menerima pendaftaran magang mahasiswa Dario Kota Malang, Surabaya, Lamongan, Kediri, Blitar, Jember, Banyuwangi, dan kota lainnya. Beberapa Mahasiswa yang pernah bergabung di tempat kami…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Food and Mood

Di postingan pertama ini, saya ingin membahas satu topik di ranah makanan yang cukup menarik. Hubungan antara makanan yang kita konsumsi dengan mood kita.

Mood atau suasana hati atau perasaan dapat mempengaruhi pilihan makanan kita dan sebaliknya, makanan dapat mempengaruhi mood kita baik secara positif atau negatif.

Saat kita lagi dalam suasana bad mood kita bakal cenderung mencari cara cepat untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman itu. Cara setiap orang bisa berbeda, ada yang memilih tidur karena cara paling mudah dan murah, CO barang impian di e-commerce, merokok, minum-minum, atau yang paling umum, makan makanan enak (emotional eating). “Enak” disini biasanya dikaitkan dengan makanan yang tinggi gula, lemak, dan kalori.

Makanan “enak” ini, iya, memang bisa menjadi mood booster tapi efeknya hanya sebentar saja. Kalau sekali-kali makanan enak ini menjadi pelarian saat sedang bad mood tidak masalah. Namun jika misal sedang mengalami kondisi mental yang tidak baik-baik saja dalam waktu yang lama dan terus-menerus mengandalkan makanan enak untuk pelarian, akan menimbulkan efek jangka panjang yang tidak baik. Mungkin suasana hati akan “terlihat” membaik tapi efek kepada fisik lama-kelamaan menjadi tidak sehat dan bisa meningkatkan resiko penyakit.

Menurut Prof. Felice Jacka, nutritional psychiatry di Deakin University, orang yang sedang depresi cenderung mencari instant comfort, salah satunya, melalui fast food. Industri fast food punya caranya sendiri untuk mengembangkan produk mereka agar dapat memberikan efek comfort dengan memanfaatkan sistem dopamin di otak kita. Itu lho, si hormon peningkat suasana hati. Tak heran, setelah makan fast food, biarpun sudah kenyang, membuat kita ingin makan lagi dan lagi.

Lalu, makanan apa saja yang bisa meningkatkan mood?

Senyawa yang dikandung oleh kopi dan teh ini bisa meningkatkan mood dan kewaspadaan. Tapi jangan mengonsumsi kafein secara berlebihan karena pada dosis tertentu kafein dapat menyebabkan sakit kepala, insomnia, dan jantung berdebar. Minumlah kopi dan teh secukupnya.

2. Coklat dan makanan manis

Coklat mengandung zat teobromin dan juga kafein sehingga memberikan efek yang sama dengan kopi. Makanan manis dapat meningkatkan gula darah dengan cepat. Jika sebelumnya Anda lemas dan tidak bersemangat akibat mood yang sedang down, setelah mengonsumsi dua potong kue Anda bisa lebih berenergi karena kenaikan gula dalam darah.

3. Protein

Protein ini sangat dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun. Protein perlu dikonsumsi secara seimbang. Mengurangi jumlah protein dalam porsi makan dapat meningkatkan resiko kecemasan, depresi, dan bad mood.

4. Sayur dan buah

Jika Anda hendak mengonsumsi sayur dan buah, sebaiknya konsumsi dalam keadaan segar. Tidak perlu dilakukan pengolahan seperti menjadikan jus atau selai. Mengonsumsi sayur dan buah yang berwarna- warni dapat mendatangkan happiness. Dalam sayur dan buah juga terdapat zat flavonoid yang juga dapat mengurangi resiko depresi.

5. Air

Sudah pasti air tidak boleh ketinggalan dalam daftar ini. Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan, kecemasan, bad mood, dan juga bad memory. Jangan lupa minum, ya.

6. Mikronutrien

Mikronutrien biarpun dibutuhkan sedikit dalam tubuh namun berperan dalam meningkatkan mood. Zat besi, vitamin B1, vitamin B12, vitamin D, dan asam folat berperan dalam memperbaiki mood. Omega 3 yang terdapat di ikan dan seafood juga memberikan efek positif untuk mood.

Itu beberapa pilihan makanan untuk meningkatkan mood. Intinya, pilihan makanan mungkin dapat meningkatkan atau malah menurunkan kondisi mood. Rekomendasi dari Prof. Felice untuk meningkatkan mood kita adalah perbanyak konsumsi makanan dari tumbuhan seperti buah, sayur, whole grain, kacang-kacangan, diikuti dengan diet yang beragam, dan mengurangi konsumsi ultra-processed foods.

Tidak ada yang salah kalau mau makan yang high sugar, fat, and calories saat sedang bad mood. Prinsip yang saya pegang, apapun itu, jangan berlebihan. Dosen saya juga pernah bilang, makanan pun bisa jadi sumber toksik kalau sudah berlebihan.

Sumber :

AlAmmar et al. 2020. Food and mood : the corresponsive effect. Curr Nutr Rep. 9(3):296–308.

Huang et al. 2019. Linking what we eat to our mood : a review of diet, dietary antioxidants, and depression. Antioxidants. 8 : 376

Add a comment

Related posts:

Lobster Picture

Coloring pages are a simple and fun way to unleash your inner artist. Whether you’re new to coloring or an experienced veteran, these lobster-themed coloring pages are sure to bring out the…

Which statistics made James Harden the MVP of 2018?

This blog focuses on an investigation of all NBA players’ statistics in the regular season 2017/2018 in order to reveal the reasons which made James Harden a unique player this season. Using…

Lily of the Valleys

Many Christian songs depict Jesus as the “lily of the valley,” the “rose of Sharon,” and the “fairest of ten thousand.” The Lily of the Valley is mentioned in the Bible 15 times and 8 of those times…